Yudis Bian Pratama (12 tahun) tumbuh berbeda dibandingkan dengan anak-anak seusianya, yang seharusnya menikmati masa indahnya dengan bermain, berlarian dan belajar memasuki tahap awal dunianya untuk mengenyam pendidikan. Tapi tidak dengan Yudis, ia hanya bisa berbaring dan sesekali bersuara.
Yudis Berobat Kontrol
Yudis adalah anak pertama dari pasangan Yusuf dan Neneng, mereka tinggal di salah satu dusun di Karawang, Jawa Barat. Yusuf memiliki seorang adik perempuan. Awalnya Yudis lahir dengan normal, namun pada Juni 2010, Yudis kecil mengalami muntah darah, demam tinggi, disertai kejang. Ia segera dilarikan ke rumah sakit daerah, dokter menyatakan bahwa ia mengalami jantung bocor. Dokter lalu merujuknya ke RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Namun karena keterbatasan biaya, orang tuanya memilih bertahan berobat jalan di rumah sakit daerah.
Enam bulan berlalu, Yudis kembali sakit dan lagi-lagi ia hanya berobat ke rumah sakit daerah. Pada usia 2,5 tahun, pertama kalinya Yudis dirujuk ke RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan bermodalkan sisa uang yang dimiliki sang ayah yang saat itu bekerja di salah satu pabrik. Namun perjalanan keluar kota membuat orang tuanya berpikir ratusan kali untuk melanjutkan pengobatan. Biaya transportasi, tempat tinggal, serta kebutuhan lain menjadi kendala tersendiri.
Yudis Bersama dengan Ibunya di Rumah Singgah
Ketika seolah tidak ada harapan, disitulah Allah menunjukkan kuasa-Nya. Ditengah keputusasaan, bertemu dengan Ibu Zerina Banu, yang akhirnya mengenalkan mereka dengan #SR. #SR kemudian memberikan dampingan moril dan bantuan kepada mereka untuk tidak menyerah dalam menjalani pengobatan Yudis. Sejak saat itulah Yudis menjadi pasien dampingan #SR Karawang
Setelah menjalani pemeriksaan di RSCM, dokter menyatakan bahwa ia tidak hanya menderita jantung bocor saja, namun juga hernia, cerebral palsy (lumpuh otak), kelainan kelamin, serta kekurangan gizi.
Operasi demi operasi dilakukan dan banyak rangkaian pengobatan yang masih harus dijalankan. Saat berusia 3 tahun, ia menjalani operasi jantung bocor di RSCM. Operasi selanjutnya adalah operasi untuk menurunkan testis bagian kanan, dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Perawatan medis selanjutnya dilakukan 6 bulan kemudian yaitu menutup saluran di bagian kelamin. Sedangkan kondisi gizinya sudah membaik, bobot awal yang hanya 7 kg di usia 2,5 tahun, meningkat menjadi 24 kg di usia 6 tahun.
Di Usianya 12 Tahun Masih Menggunakan Stroller
Perjalanan panjang masih harus dilalui Yudis. Saat ini ia fokus menjalani terapi untuk kelumpuhan otaknya. Selain itu ia juga mempunyai luka di lambung yang menjadi perhatian dokter. Belum banyak perubahan motorik yang dialami Yudis, namun ketika diajak berkomunikasi ia sudah sedikit paham.
Sedekaholic, penyakit lumpuh otak membutuhkan masa pengobatan yang cukup lama. Yudis harus menjalani serangkaian terapi untuk meningkatkan fungsi motorik tubuhnya. Yuk, kita dukung dan bantu ikhtiarnya meraih kesembuhan dengan cara :
Tak hanya mendoakan dan berdonasi, Sedekaholic juga dapat membagikan galangan dana ini agar lebih banyak orang membantu dhuafa sakit dalam menjemput kesembuhannya.
Terima kasih, Sedekaholic!
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membantu pengobatan Yudis dan pasien dampingan SR lain yang membutuhkan
Belum ada Fundraiser