

Usianya baru 5 tahun, namun hidup Sabrina sudah penuh perjuangan. Dari luar, ia tampak seperti anak kecil yang aktif dan ceria. Senyumnya mudah muncul, matanya berbinar saat melihat hal-hal yang ia sukai. Namun di balik senyum itu, Sabrina menyimpan kisah yang membuat siapa pun yang mendengarnya ingin merengkuhnya dalam pelukan hangat.

Si kecil Sabrina yang ceria...
Sejak lahir, Sabrina sudah menunjukkan kondisi yang berbeda. Ia lahir dengan tubuh kuning seluruhnya akibat infeksi CMV yang menyerang livernya. Kondisinya begitu lemah hingga ia harus dirawat di RS Sardjito Yogyakarta selama dua bulan penuh. Hari-hari itu adalah masa yang sulit bagi ibunya, Ana. Ia menunggu dengan cemas, menahan air mata, berharap menjalani satu hari demi satu hari dengan harapan Sabrina bisa membaik.
Setelah melewati masa kritis itu, Sabrina akhirnya diperbolehkan pulang. Namun perjalanan belum selesai. Dari pemeriksaan lanjutan, dokter menyatakan bahwa Sabrina mengalami Profound Hearing Loss (gangguan pendengaran berat), Speech Delay (keterlambatan bicara), dan ADHD Komplek yang menyebabkan ia kesulitan fokus dan sulit berkomunikasi seperti anak-anak seusianya.
Ada banyak hal yang mungkin bagi kita adalah hal kecil—mendengar panggilan, mengucapkan kata sederhana, atau memahami instruksi—tetapi bagi Sabrina, itu semua membutuhkan latihan panjang, berulang, dan sabar tanpa batas.
Sampai hari ini, Sabrina masih menjalani terapi rutin di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Perjalanan dari rumah mereka di Purworejo ke Yogyakarta bukan perjalanan yang dekat. Jarak itu ditempuh berkali-kali setiap minggu. Meski biaya perawatan ditanggung BPJS, pengeluaran untuk transportasi, makan saat terapi, dan kebutuhan pendukung lainnya menjadi tantangan besar bagi ibunya.
Ana, sang ibu, adalah sosok yang tabah. Ia mengasuh dan mendampingi Sabrina sepenuh waktu. Ia tidak bisa bekerja karena Sabrina membutuhkan pendampingan terus-menerus, dari bangun tidur hingga tertidur kembali. Tak ada waktu beristirahat sepenuhnya, namun Ana tetap berjalan, tetap bertahan, tetap memastikan Sabrina tidak pernah berjuang sendirian.
Meski begitu, di tengah semua upaya terbaik itu, kebutuhan tetap harus dipenuhi. Perjalanan ke rumah sakit harus terus dilakukan. Terapi tidak boleh terhenti. Harapan tidak boleh padam.
Kita tidak bisa mengubah keadaan Sabrina secara instan. Kita tidak bisa menghilangkan beban yang ia dan ibunya rasakan. Tapi kita bisa meringankan langkah mereka, membantu agar terapi tetap berjalan, membantu agar Sabrina terus memiliki kesempatan untuk belajar bicara dan mendengar, sedikit demi sedikit dengan cara:
Tak hanya mendoakan dan berdonasi, Sedekaholic juga dapat membagikan galangan dana ini agar lebih banyak orang membantu dhuafa sakit dalam menjemput kesembuhannya.
Terima kasih, Sedekaholic!
Disclaimer:
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membantu pengobatan Sabrina, pasien dampingan SR lain yang membutuhkan, serta membantu operasional pergerakan Sedekah Rombongan dalam mendampingi dhuafa sakit
![]()
Belum ada Fundraiser
![]()
Menanti doa-doa orang baik