Tanpa Ayah, Pengobatan Kanker Mulut Habibi Terpaksa Berhenti

“Bingung bagaimana cari uang setelah ayah Habibi meninggal.. Dulu waktu suami saya masih ada pengobatannya juga sudah sulit karena kami nggak punya uang..”

“Sekarang ayahnya udah nggak ada, saya malah kena musibah.. Kaki saya melepuh parah karena tersiram air panas, jadi saya harus pakai kursi roda..”

“Saya punya diabetes, kemarin juga habis kena typus..”

“Anak saya yang besar yang cari uang, jualan minuman keliling.. Tapi dapatnya nggak seberapa”

Habibi Bersama Sang Ibu

Muhammad Habibi (16) adalah anak bungsu Ibu Wasi’ah asal Kabupaten Cianjur. Ibu Wasi’ah adalah orang tua tunggal bagi kedua anaknya, suaminya telah meninggal dunia sejak tahun 2021. 

Awal mula penyakit dirasakan Habibi sejak usia 8 tahun. Kala itu ia mengalami sakit panas dan terdapat benjolan di mulut. Setelah dibawa ke RSUD, ia kemudian dirujuk menjalani pengobatan ke RS Hasan Sadikin Bandung. Benjolan di mulutnya terindikasi adalah tumor.

Dengan kondisi benjolan yang makin lama makin membesar, Habibi sering mendapat perundungan oleh teman-teman sekolahnya. Sampai-sampai Habibi memutuskan berhenti sekolah karena malu.

Malang nasib Habibi, penyakitnya tak kunjung sembuh..

Berasal dari keluarga kurang beruntung membuat pengobatan Habibi tidak maksimal. Sempat berobat pada tahun 2017, terpaksa dihentikan karena uang orang tuanya habis. Bagaimana tidak, untuk berobat sampai ke Bandung, mereka harus menyiapkan uang untuk transportasi, tempat tinggal, makan, dan kebutuhan lainnya.

Kurir SR melakukan survei pasien Habibi

Pernah menjalani 2 kali biopsi dan beberapa kali operasi, sel kanker tetap saja berkembang di mulutnya akibat pengobatan yang tak tuntas. Delapan tahun sudah ia mengidap kanker. Benjolan di mulutnya semakin besar, ia juga tak kuat melakukan aktivitas fisik yang berat.

Sejak sang ayah meninggal dunia, untuk biaya hidup sehari-hari keluarga ini semakin susah. Kak Titin, sang anak sulung terpaksa menggantikan peran sang ayah menjadi tulang punggung keluarga. Sehari-hari Kak Titin menjajakan minuman keliling menggunakan gerobak. Uang yang didapat tak seberapa, paling banyak hanya 60 ribu rupiah. Terlebih di musim hujan seperti ini, dagangan sering sepi pelanggan. 

Sedangkan Ibu Wasi’ah tak bisa bekerja karena sakit-sakitan. Beliau memiliki riwayat sakit diabetes. Kondisinya semakin memburuk beberapa waktu lalu sejak mengalami musibah tersiram air panas. Akibatnya beliau mengalami luka bakar parah di kaki. Tak bisa berjalan normal, Bu Wasi'ah harus menggunakan kursi roda untuk membantu mobilitas. Tak lama setelah kejadian tersebut, beliau jatuh sakit karena typus.

Sedekaholic, begitu berat perjuangan yang harus dijalani Habibi dan keluarganya. 

Dokter menyampaikan Habibi harus menjalani biopsi kembali untuk menuju sembuh. Sebelum itu harus melalui beberapa pemeriksaan dulu dan semua pemeriksaan ini tidak bisa dicover oleh BPJS. 

Ayo kita bantu agar kali ini pengobatan Habibi tidak terputus lagi dengan cara : 

1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, OVO, SHOPEEPAY, LinkAja, DANA, atau Transfer Bank dan transfer ke nomor rekening tertera

Tak hanya mendoakan dan berdonasi, Sedekaholic juga dapat membagikan galangan dana ini agar lebih banyak orang membantu dhuafa sakit dalam menjemput kesembuhannya.

Terima kasih, Sedekaholic!

Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membantu pengobatan Habibi dan pasien dampingan SR lain yang membutuhkan

Baca selengkapnya ▾