Pernahkah terbayangkan jika harus ke luar kota untuk berobat yang jaraknya ratusan kilometer dari rumah, di mana di kota tersebut tak ada satupun sanak saudara, tak ada tempat untuk singgah, tak ada tempat untuk berteduh, padahal hampir setiap minggu selama berhari-hari harus berobat ke kota tersebut. Sedangkan, dana untuk menyewa penginapan pun tak ada..
Itulah yang dirasakan oleh banyak pasien dampingan SR Semarang yang berasal dari pelosok daerah. Meski dengan berbagai keterbatasan keluarga pasien tidak menyerah begitu saja. Dengan segenap doa dan usaha, mereka berikhtiar menjemput kesembuhan ke rumah sakit rujukan kelas A yang ada di kota Semarang.
Kehadiran rumah singgah SR Semarang sangat mereka butuhkan ketika menanti giliran kapan bisa kembali ke rumah sakit dan mendapat pengobatan selanjutnya.
Rumah Singgah merupakan tempat tinggal sementara bagi pasien yang memudahkan mereka menjalani pengobatan dan tindakan medis lainnya ke rumah sakit rujukan. Mereka yang membutuhkan rumah singgah di Semarang berasal dari Purbalingga, Purwokerto, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Blora dan sekitarnya. Mereka diharuskan menjalani pengobatan di RS Kariadi dan RS Sultan Agung Semarang.
Rumah singgah Semarang tidak bisa dibilang mewah, namun cukup nyaman sebagai tempat peristirahatan. Letaknya sangat strategis karena dekat dengan RS Kariadi Semarang. Rumah ini merupakan saksi kegiatan kurir dan pasien dampingan #SR Semarang.
Terdiri dari 2 lantai, di lantai bawah terdapat 7 kamar pasien, 1 kamar difungsikan sebagai gudang, 1 ruang administrasi, dan 1 kamar untuk driver ambulans menginap. Di lantai 2 diperuntukkan untuk gudang dan tempat jemuran.
Selain menyediakan tempat tinggal, rumah singgah menyediakan bahan makanan untuk mencukupi kebutuhan pasien dan keluarga yang mendampingi. Pengajian rutin juga diadakan untuk memberikan bekal spiritualitas dan dukungan moril bagi pasien serta kurir SR Semarang.
Banyaknya fasilitas yang disediakan tidak menjadikan pasien bermanja-manja. Mereka berkomitmen menjaga, merawat dan memanfaatkan dengan baik fasilitas-fasilitas tersebut. Mereka memasak sendiri bahan makan yang telah disediakan, tidak lupa melakukan aktivitas bersih-bersih ruangan. Pada sore hari mereka berkumpul di ruang tengah untuk makan bersama sambil bertukar keluh kesah dan saling menguatkan.
Rumah singgah di Semarang sudah ada sejak tahun 2014, dan sudah pernah berganti 4 lokasi sebelum menempati lokasi rumah singgah sekarang yaitu di Jl. Kintelan Baru No 6, RT.06/02, Bendungan, Gajah Mungkur, Kota Semarang. Rata-rata dalam seminggu ada 7-8 pasien yang datang silih berganti menempati rumah singgah untuk menunggu jadwal kontrol di rumah sakit.
Demi menghadirkan rumah singgah yang layak dibutuhkan biaya yang besar. Biaya tersebut diperlukan untuk sewa rumah yang harus dibayar kontan secara tahunan, tidak jarang juga yang mengharuskan pembayaran langsung untuk 2 tahun. Belum lagi biaya listrik, biaya operasional, biaya kebutuhan medis dan sembako, serta biaya perlengkapan rumah singgah.
Tanpa adanya rumah singgah mereka tidak tahu harus bagaimana ketika pergi berobat. Untuk menyewa penginapan di dekat rumah sakit mereka tidak memiliki biaya, setidaknya harus mengeluarkan ongkos sewa kost Rp 100.000 – 150.000 per malam dan itu belum termasuk biaya makan.
Tidak hanya di Semarang, rumah singgah ini juga menjadi harapan kesembuhan bagi seluruh pasien SR yang berada di 12 kota tempat RS rujukan kelas A lainnya di Indonesia, yaitu : Lampung, Riau, Jakarta, Bandung, Purwokerto, Solo, Jember, Jogjakarta, Magetan, Malang, Surabaya, dan Sorong
Sedekaholic, mari ulurkan tangan untuk membantu pasien yang berjuang demi kesembuhannya melalui Rumah Singgah Sedekah Rombongan dengan cara : KLIK DISINI